Sholat sunah sering diremehkan oleh banyak
orang karena hukumnya sunah tidak wajib.Sebenarnya sholat-sholat sunnah
memiliki banyak keutama’an masing-masing yang subhanallah sungguh besar manfa’atnya.
Berikut sholat – sholat sunnah dan ke’utama’annya :
1. Shalat Hari Raya
Sholat Hari Raya; dilaksanakan pada
hari raya Idul Fitri dan Idul Adha sebanyak dua rakaat, dilakukan sebelum
khutbah. Dilakukan 2 raka’at. Pada rakaat pertama melakukan tujuh kali takbir
(di luar Takbiratul Ihram) sebelum membaca Al-Fatihah, dan pada raka’at kedua
melakukan lima kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah.
Ibnu Abbas Ra. berkata: “Aku
shalat Idul Fithri bersama Rasulullah SAW dan Abu bakar dan Umar, beliau semua
melakukan shalat tersebut sebelum khutbah” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
2. Sholat Tarawih
Sholat Tarawih yaitu sholat malam
pada bulan Ramadhan, dilaksanakan delapan rakaat atau dua puluh rakaat ditambah
witir tiga rakaat.
Dari ‘Aisyah Rda., bahwasannya Nabi
Muhammad SAW shalat di masjid pada suatu malam. Maka orang-orang kemudian
mengikuti shalat beliau. Nabi shalat (lagi di masjid) pada hari berikutnya,
jamaah yang mengikuti beliau bertambah banyak. Pada malam ketiga dan keempat,
mereka berkumpul (menunggu Rasulullah), namun Rasulullah SAW tidak keluar ke
masjid. Pada paginya Nabi SAW bersabda: “Aku mengetahui apa yang kalian
kerjakan tadi malam, namun aku tidak keluar karena sesungguhnya aku khawatir
bahwa hal (shalat) itu akan difardlukan kepada kalian.” ‘Aisyah Rda. berkata:
“Semua itu terjadi dalam bulan Ramadhan” (HR Imam Muslim)
3. Sholat Witir
Sholat Witir sholat sunah yang
bilangan rakaatnya ganjil, minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat,
biasanya dilaksanakan setelah sholat tahajjud atau tarawih. Adapun shalat witir
di luar Ramadhan, maka tidak disunnahkan berjamaah, karena Rasulullah SAW tidak
pernah melakukannya.
4. Sholat Istiqa’
Sholat Istiqa adalah sholat untuk
memohon hujan pada saat kemarau panjang, dilaksanakan sebanyak dua rakaat.
Dari Ibnu Abbas Ra., bahwasannya
Nabi SAW shalat istisqo’ dua raka’at, seperti shalat ‘Id. (HR Imam Nasa’i, Abu
Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
5. Sholat Gerhana
Sholat gerhana dilakukan saat
terjadi gerhana matahari atau bulan sebanyak dua rakaat, bisa dilakukan
sendirian namun sebaiknya berjamaah.
“Sesungguhnya matahari dan bulan
adalah dua tanda di antara tanda-tanda (kebesaran) Allah SWT. Tidak terjadi
gerhana karena kematian seseorang, tidak juga karena kehidupan (kelahiran)
seseorang. Apabila kalian mengalaminya (gerhana), maka shalatlah dan berdoalah,
sehingga (gerhana itu) berakhir” (HR Imam Bukhari dan Muslim).
Dari Abdullah ibnu Amr, bahwasannya
Nabi SAW memerintahkan seseorang untuk memanggil dengan panggilan “ashsholaatu
jaami’ah” (shalat didirikan dengan berjamaah). (HR Imam Bukhari dan Muslim)
6. Shalat Tahajjud (Qiyamullail)
Sholat Tahajjud biasa disebut sholat
malam (qiyamul lail) sesudah sholat Isya tanpa batasan rakaat dan sangat
disarankan untuk menambah taqwa dan cinta kepada Allah SWT.
Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 79,
As-Sajdah ayat 16 – 17, dan Al-Furqaan ayat 64. Dilakukan dua raka’at-dua
raka’at dengan jumlah raka’at tidak dibatasi. Dari Ibnu Umar Ra. bahwa Nabi SAW
bersabda: “Shalat malam itu dua (raka’at)-dua (raka’at), apabila kamu
mengira bahwa waktu Shubuh sudah menjelang, maka witirlah dengan satu raka’at”
(HR Imam Bukhari dan Muslim)
7. Sholat Dhuha
Sholat Dhuha sholat sunnah yang
dilakukan pagi hari mulai pukul 7 sampai jelang tengah hari, dilakukan
sedikitnya dua rakaat dan sangat dianjurkan.
Dari Abu Hurairah Ra., bahwasannya
Nabi pernah Shalat Dhuha dengan dua raka’at (HR Imam Bukhari dan Muslim).
Dari Ummu Hani, bahwasannya Nabi SAW
masuk rumahnya (Ummu Hani) pada hari Fathu Makkah (dikuasainya Mekkah oleh
Muslimin), beliau shalat 12 raka’at, maka kata Ummu Hani: “Aku tidak pernah
melihat shalat yang lebih ringan daripada shalat (12 raka’at) itu, namun Nabi
tetap menyempurnakan ruku’ dan sujud beliau” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
8. Sholat Istikharah
Sholat Istikharah dilakukan saat
seeorang mempunyai persoalan atau kesulitan untuk memohon petunjuk dari Allah SWT,
dilakukan sebanyak dua rakaat.
Dari Jabir bin Abdillah berkata: “Adalah
Rasulullah SAW mengajari kami Istikharah dalam segala hal … beliau SAW
bersabda: ‘apabila salah seorang dari kalian berhasrat pada sesuatu, maka
shalatlah dua rakaat di luar shalat fardhu …dan menyebutkan perlunya’ …”
(HR Jama’ah Ahli Hadits kecuali Imam Muslim)
9. Sholat Rawatib
Sholat sunah yang mengiringi sholat
lima waktu, biasa dilakukan sebelum (qobliyah) dan sesudah (ba’diyah) sholat
fardhu sebanyak dua atau empat rakaat. 2 raka’at sebelum shubuh, 4 raka’at
sebelum Dzuhur (atau Jum’at), 4 raka’at sesudah Dzuhur(atau Jum’at), 4 raka’at
sebelum Ashar, 2 raka’at sebelum Maghrib, 2 raka’at sesudah Maghrib, 2 raka’at
sebelum Isya’ dan 2 raka’at sesudah Isya’.
Dari 22 raka’at rawatib tersebut,
terdapat 10 raka’at yang sunnah muakkad (karena tidak pernah ditinggalkan oleh
Rasulullah SAW), berdasarkan hadits: “Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW
senantiasa menjaga (melakukan) 10 rakaat (rawatib), yaitu: 2 raka’at sebelum
Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya, 2 raka’at sesudah Maghrib di rumah beliau, 2
raka’at sesudah Isya’ di rumah beliau, dan 2 raka’at sebelum Shubuh …"
(HR Imam Bukhari dan Muslim)
10. Sholat Taubah
Sholat Taubat dikerjakan sebanyak
dua rakaat untuk memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan yang telah
dilakukan.
Nabi SAW bersabda: “Tidaklah
seorang hamba yang berdosa, kemudian ia bangun berwudhu kemudian shalat dua
raka’at dan memohon ampunan kepada Allah, kecuali ia akan diampuni” (HR Abu
Dawud, Tirmidzi, dan lain-lain)
11. Sholat Hajat
Sholat Hajat dikerjakan pada siang
atau malam hari sebanyak dua rakaat, bertujuan agar semua keinginan dan harapan
kita dikabulkan serta dimudahkan oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang
siapa mempunyai hajat kepada Allah atau kepada seseorang, maka wudhulah dan
baguskan wudhu tersebut, kemudian shalatlah dua raka’at, setelah itu pujilah
Allah, bacalah shalawat, atas Nabi SAW, dan berdoa …” (HR Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
12. Sholat Tasbih
Yaitu shalat empat raka’at di mana
di setiap raka’atnya setelah membaca Al-Fatihah dan Surah, orang yang shalat
membaca: Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallaahu akbar
sebanyak 15 kali, dan setiap ruku’, i’tidal, dua sujud, duduk di antara dua
sujud, duduk istirahah (sebelum berdiri dari raka’at pertama), dan duduk
tasyahud (sebelum membaca bacaan tasyahud) membaca sebanyak 10 kali (Total 75
kali setiap raka’at). (HR Abu Dawud dan Ibnu Huzaimah)
13. Sholat Mutlak
Sholat Muthlak; tidak ditentukan
waktu sholatnya dan jumlah rakaatnya, namun dilarang dilakukan sesudah sholat
subuh sampai terbit matahari, sesudah sholat ashar sampai matahari terbenam dan
saat siang hari (kecuali hari Jumat).
Nabi SAW berpesan kepada Abu Dzar
al-Ghiffari Ra.: “Shalat itu sebaik-baik perbuatan, baik sedikit maupun
banyak” (HR Ibnu Majah)
14. Sholat Wudhu
Sholat Wudhu dilakukan sesudah
mengambil air wudhu, bisa dilaksanakan dua atau empat rakaat.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang
siapa berwudhu, ia menyempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua raka’at, maka
diampuni dosa-dosanya yang terdahulu” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
15 Sholat Tahiyyatul Masjid
Sholat Tahiyyatul Masjid disunahkan
bila seseorang memasuki mesjid dan dilakukan dua rakaat sebelum duduk, sebagai
adab bila memasuki masjid.
Dari Ka’ab bin Malik: “Adalah
Nabi SAW apabila pulang dari bepergian, beliau menuju masjid dan shalat dulu
dua raka’at” (HR Bukhari dan Muslim).
0 komentar:
Posting Komentar